Diadaptasi & Dielaborasi dari Prof. Mary Gallaghar (University of Canbera Australia)
Oleh Muhbib Abdul Wahab
Jangan tanggung-tanggung kalau menjadi guru. Jadilah guru yang hebat dan teladan. Guru hebat ditandai dengan 5 indikator: (1) kualitas diri, (2) integritas moral, (3) kedalaman ilmu, (4) keterampilan (terutama mendayagunakan metode dan media), dan (5) komitmen (adanya panggilan jiwa dan penuh tanggung jawab).
Menjadi guru hebat menuntut keahlian dan keterampilan tersendiri, karena guru hebat harus menjadi komunikator, motivator, inspirator, dan pembangun kepribadian dan karakter siswa/mahasiswa. Guru hebat harus mau dan mampu melakukan, minimal 6 hal:
Menyiapkan dan menjadikan bahan ajar menarik, menantang, dan merangsang (menstimulir). Mendorong siswa/mahasiswa berpikir kritis dan kreatif, dan memberanikan mereka menerapkan pengatahuan yang sudah dipahaminya secara praktis. Guru bahasa Arab misalnya harus mampu member contoh berbicara dalam bahasa Arab secara baik berikut membisakan dan membiasakan mereka berbahasa Arab. Melakukan kontekstualisasi dengan dunia nyata. Materi yang diajarkan seoptimalkan mungkin dikaitkan dengan perkembangan sosial, budaya, ilmu, pendidikan dan sebagainya, sehingga menjadi lebih menarik dan dinamis. Masuki “dunia siswa/mahasiswa, dan jangan paksakan dunia guru dimasukkan dalam dunia mereka.” Senada dengan itu, Imam Ali bin Abi Thalib menyatakan: “Didiklah anak-anak sesuai dengan konteks zaman mereka, karena mereka akan hidup di zaman yang berbeda dengan zaman kalian.” Ada sejumlah langkah menuju guru hebat:
Salam sukses dari Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FITK UIN Jakarta
Jum’at, 4 Juni 2010
Oleh Muhbib Abdul Wahab
Jangan tanggung-tanggung kalau menjadi guru. Jadilah guru yang hebat dan teladan. Guru hebat ditandai dengan 5 indikator: (1) kualitas diri, (2) integritas moral, (3) kedalaman ilmu, (4) keterampilan (terutama mendayagunakan metode dan media), dan (5) komitmen (adanya panggilan jiwa dan penuh tanggung jawab).
Menjadi guru hebat menuntut keahlian dan keterampilan tersendiri, karena guru hebat harus menjadi komunikator, motivator, inspirator, dan pembangun kepribadian dan karakter siswa/mahasiswa. Guru hebat harus mau dan mampu melakukan, minimal 6 hal:
- Memiliki keinginan untuk mengenal, menyentuh hati siswa serta melibatkannya dalam proses pembelajaran. Ketika berkomunikasi dengan mereka , guru harus bisa melakukan kontak mata sekaligus kontak hati. Semakin mengenal jati diri siswanya, guru seharusnya semakin arif dan bisa mendekati serta membangun kerjasama yang saling menguntungkan.
- Mengomunikasikan tujuan dan harapan secara eksplisit. Ketika mengawali proses pembelajaran di dalam kelas, idealnya guru dapat meyakinkan mereka bahwa tujuan dan harapan yang hendak dicapai pada jam pelajaran ini penting dan baik.
- Menunjukkan model pembelajaran yang hebat (guru sebagai model teladan)
- Membelajarkan bagaimana (cara) belajar yang efektif bagi siswa/mahasiswa
- Beristiqamah dengan prinsip: “Latihan dan praktik yang intensif membuat siswa/mahasiswa semakin belajar, memahami pelajaran dan terampil.” Proses pembelajaran kita seringkali kering dari latihan, praktik, dan aplikasi nyata dari teori yang telah dikatahui.
- Berani, peduli, dan menjalin hubungan atau komunikasi yang intens dan positif dengan siswa/mahasiswa.
- Meyakini dan mempraktikkan ekspektasi (harapan) yang tinggi. Guru yang hebat harus berpikir positif, optimis, dan futuristik.
- Mendorong kesadaran diri dan tanggung jawab secara moral dan professional. Guru hebat bukan semata-mata mengemban tanggun jawab profesinya, tetapi juga akan dimintai pertanggungjawaban secara moral di hadapan umat dan Tuhan.
- Menstimuli dan memberikan tantangan kepada siswa/mahasiswanya ke arah prestasi yang lebih tinggi dan menuju kemajuan masa depan yang lebih prospektif.
- Menyatakan standar kompetensi dan target-target ekspetatif kepada mereka.
- Mempartisipasikan mereka dalam perencanaan, proses dan program pembelajaran secara konstruktif dan produktif.
- Menggunakan metode dan media yang efektif, kontekstual dengan tujuan, materi, perkembangan peserta didik, dan kondisi yang ada.
- Memberikan umpan bali (feedback) yang konstruktif. Guru hebat tidak semata-mata memberi tugas kepada siswa/mahasiswanya, tetapi juga harus member respon, koreksi, revisi, pengayaan materi, dan inovasi-inovasi lainnya.
Salam sukses dari Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FITK UIN Jakarta
Jum’at, 4 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar